04 Oktober 2007

Thaghut Hidup Lebih Bebahaya Daripada Thaghut Mati...

Thoghut Hidup Lebih Berbahaya Daripada Thoghut Mati: Syaikh ‘Abdul Qodir ‘Abdul ‘Aziz Panduan Fikih Jihad Fii Sabiilillah
Maksud saya thoghut hidup di sini adalah aimmatul-kufr (pemimpinpemimpinkekufuran) dan penguasa murtad yang memberlakukan bagi kaummuslimin syari’at pengganti, menyebarluaskan kekufuran dan perbuatan keji ditengah-tengah mereka.Sedang saya sebut thoghut mati adalah kuburan-kuburan, bebatuan, pohonpohonandan benda mati lain yang disembah selain Alloh SWT dengan beragamritual ibadah mulai dari berdo’a, minta tolong, menyembelih bernadzar dan lainlain.Maka tidak bisa dibantah bahwa thoghut yang hidup lebih besar fitnah dankerusakannya daripada benda-benda tadi.Oleh karena itu, Nabi SAW memerangi thoghut yang hidup dahulu sebelummemberantas thoghut yang mati, Nabi SAW tidak memusnahkan berhala-berhalakecuali setelah Penaklukan Mekah sebagaimana riwayat Bukhori, dari Ibnu Mas’udra. ia berkata: Nabi SAW memasuki Mekah pada saat ditaklukkan, di sekitar Ka’bahada 360 patung, maka beliau menghantam patung-patung itu dengan tongkat yangada di tangan beliau sambil bersabda:“Telah datang kebenaran dan telah lenyap kebatilan, telah datang kebenaran dan kebatilan itu tidak kokoh dan tidak akan terulang.”Setelah itu Rosululloh SAW memerintahkan para sahabatnya untukmelenyapkan patung yang masih tersisa di Jazirah Arab, hal itu beliau lakukansetelah membasmi kekuasaan thoghut hidup, beliau mengingkari mereka danpatung-patungnya dan bersikap baro’ (berlepas diri) dari mereka sejak awal diutus.Inilah Millah Ibrohim ‘Alaihis Salam, berlepas diri dari orang-orang kafir yanghidup sebelum berlepas diri dari sesembahan-sesembahan mereka. Alloh SWTberfirman:“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrohim dan orangorang yang bersama dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Alloh.”Sebelumnya sudah kita terangkan perkataan Syaikh Hamd bin ‘Atiq seputarayat-ayat ini di bagian kelima, Alloh SWT juga berfirman:Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): ”Ikutilah agama Ibrahimseorang yang hanif.”Penjelasan ini bukan menerangkan urutan, tetapi menerangkan prioritas,jadi bukan berarti diam terhadap thoghut yang mati beserta para penyembahnyadibenarkan secara syar’i menunggu kita basmi thoghut yang hidup. Sebab syari’atsudah sempurna, siapa diantara Anda melihat kemungkaran hendaknya merubahsemampunya.Adapun prioritas yang hendak saya terangkan adalah: Efek kerusakan yangditimbulkan thoghut hidup pada agama manusia hampir-hampir mengancambanyak kaum muslimin dengan kemurtadan global, bisa berupa teror, makar dantipu daya. Kerusakan seperti ini jauh lebih berbahaya dibandingkan thoghut mati.Maka mengherankan sekali kalau ada orang yang mengaku ulama, ahliagama dan bermadzhab salaf yang tulisan mereka sekarang ini lebih terfokuskepada thoghut mati kemudian lupa atau pura-pura lupa dengan thoghut hidup.Anda lihat ada diantara mereka hidup di negeri berundang-undang positifyang kafir serta menggunakan sistem demokrasi yang kufur sementara dia benarbenartidak tahu dan menutup mata darinya, di waktu yang sama dia menghunuspedangnya melalui media cetak (buku) menentang thoghut mati dan penyembah penyembahnya yang jelas tidak bersenjata. Alloh SWT berfirman:“Dan (ingatlah), ketika Alloh menjanjikan kepadamu bahwa satu dari duagolongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu sedangkan kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah untukmu, dan Alloh menghendaki untuk membenarkan dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,”Coba renungkan semua ini, niscaya Anda akan tahu sebab-sebab munculnyaujian dan bala dalam diri kita, yaitu ketika orang-orang dipercaya memegang ilmudan dien tidak melaksanakan peran mereka dalam menyampaikan danmengingatkan, lantas bagaimana dengan orang yang ridho dan ikut? Bagaimanapula dengan orang yang memberikan pembenaran kepada para thoghut itu?Kalaulah ada yang berbicara tentang jihad, Anda lihat ia hanya menyebutjihad Palestina dan Afghanistan, karena hanya inilah kadar yang diperbolehkan disebagian negara. Padahal jihad melawan penguasa murtad itu lebih wajib daripadajihad melawan Yahudi, memang kedua-duanya musuh kafir yang menginjak negerikaum muslimin, hanya saja penguasa murtad itu lebih tinggi tingkatannya daripadaYahudi karena dua hal: Pertama mereka lebih dekat, kedua mereka murtad. Keduaperkara ini menjadikan memerangi penguasa tersebut lebih dahulu wajibhukumnya.Sebagaimana bukan menjadi rahasia bahwa orang yang berjihad di Palestinadan Afghanistan disebut pahlawan dan syahid, harta dan berbagai bantuandikucurkan kepadanya, tapi jika selain di dua tempat tersebut, maka dia penjahatdan teroris yang keluar dari undang-undang, undang-undang kafir. Renungkanlah ini.Renungkan pula hadits di bawah ini, Anda akan tahu bahaya thoghut hidup,yaitu hadits riwayat Bukhori dari Qois bin Abi Hazim bahwasanya ada seorangwanita dari Ahmas bertanya kepada Abu Bakar: “apa yang menjadikan kita tetapberada di atas urusan baik ini (Islam), dimana Alloh mendatangkannya setelahjahiliyah?” Beliau mengatakan: ”Kelangsungan kalian di atasnya adalah selama parapemimpin kalian istiqomah (konsisten).” Ia bertanya: “Siapa para pemimpin itu?”Beliau mengatakan: “Bukankah kaummu memiliki pemimpin dan orang-orangterpandang dimana mereka memerintah dan ditaati?” Ia berkata: “Benar.” Beliauberkata: “Merekalah yang akan menjadi tumpuan manusia.”Ibnu Hajar berkata dalam Syarah-nya: (Perkataan wanita itu),”Apa yangmenjadikan kita tetap berada di atas urusan baik ini?” maksudnya adalah agamaIslam dan keadilan, persatuan kalimat, menolong orang dzalim dan meletakkansesuatu pada tempatnya yang terkandung dalam ajarannya. “…selama parapemimpin kalian istiqomah,” artinya, karena manusia tergantung kepada agamapenguasa mereka, maka ketika para pemimpin jauh dari tugas semestinya, ia akansesat dan menyesatkan orang.”Abdulloh bin Mubarok berkata:“Adakah yang merusak agama selain para raja, para ulama jahat dan ahli ibadahnya?”Saya katakan:Yang menyedihkan lagi, sikap diam orang yang mengaku ulama terhadapthoghut hidup tadi berubah menjadi hujjah untuk membenarkan sikap diam parapemuda dan menjadi alasan terhadap sikap duduk mereka dari jihad yanghukumnya fardhu ‘ain.Jihad bagi mereka menjadi terbatas pada jihad melawan orang-orangpenyembah kubur dan penganut ajaran tasawwuf?Padahal, bukankah para penyembah kubur dan kaum sufi itu tidak hidupkecuali di pundak para thoghut hidup tersebut?
Renungkanlah...!
Wallahu'alam bis showab!