04 Oktober 2007

Tiada Kemuliaan Tanpa Islam

Sesungguhnya Umar bin Khattab r.a. sebagai sahabat besar Nabi Muhammad SAW., berkata tentang haq (kebenaran), dalam ucapannya beliau berkata : “Kami adalah orang-orang yang Allah beri kemuliaan dengan Islam dan jika kami mencari kemuliaan yang lain selain daripada Islam, maka Allah akan menghinakan kami.” (Hayyat us Shahabbah dan Usud ul Ghaab oleh Ibnu Katsir)
Arti dari hadits ini (perkataan ini) adalah bahwa tidak ada kemuliaan, kekuatan, kekuasaan, kehormatan, keagungan atau perhatian melainkan dalam Islam. Dan barangsiapa yang mencari kemuliaan, perhatian dan kehormatan dari selain Islam maka Allah akan menghinakan dan mempermalukannya dalam kehidupan dunia dan akhirat nanti.
Orang-orang yang beriman (orang muslim) memiliki hak istimewa yang khusus, kehormatan dan kemuliaan, karena dapat melihat wajah Tuhan mereka di surga (Insya Allah). Adapun orang-orang yang tidak beriman (orang-orang non muslim) dan orang-orang munafik (orang-orang yang dusta dalam menyatakan diri mereka sebagai muslim) tidak akan pernah dapat melihat Allah dan tidak akan dapat berjalan dengan wajah-wajah mereka di hari pengadilan nanti, yang menyebabkan mereka masuk ke dalam kobaran api neraka, dimana mereka akan tinggal di sana untuk selamanya. Bagaimanapun, orang-orang yang tidak beriman dan orang-orang munafik tidak menyadari akan fakta-fakta hukum (syariah) tersebut dan tidak mempercayainya. Ini disebabkan karena kekufuran mereka (mengingkari dan tidak beriman kepada Allah dan terhadap apa-apa yang telah Allah turunkan) yang menjadi sebab kehinaan mereka dan perbuatan merekalah yang merintangi/menghalangi mereka dari kebenaran.
Sayang sekali, sungguh menyedihkan melihat umat Islam di Barat (maupun di Timur) yang mencari kemuliaan, kehormatan, dan perhatian dari orang-orang kafir, walaupun telah diketahui bahwa kekuasaan yang terbesar hanya milik Allah SWT. semata. Beberapa tahun yang lalu, kami menyaksikan ribuan umat muslim, (bahkan mungkin jutaan) berpartisipasi dalam pemilihan umum dan voting untuk memilih para pembuat hukum, yaitu orang yang menyimpangkan kemurnian kekuasaan Allah dalam hal membuat hukum (yang merupakan hak Allah semata). Dan juga kini, dalam pemilihan-pemilihan di tingkat yang lebih rendah, seperti memilih kepada daerah, gubernur, atau sejenisnya.
Orang yang berpikir bahwa mereka muslim setelah melewati beberapa tahun, dan mereka mengharapkan ada ‘perubahan’ setelah mereka melakukan voting. Mereka telah mengacuhkan hadits nabi Muhammad SAW. yang menyatakan bahwa :“orang-orang yang beriman tidak berada pada dua tempat yang sama.”
Setelah voting untuk anggota Dewan dan Badan Koservatif, kemudian mempercayai janji-janji palsu mereka dan kebohongan mereka, dan mereka berada pada tempat yang sama di setiap tahun untuk melaksanakan pemilihan umum. Orang-orang tersebut menyebut diri mereka muslim yang sekali lagi berada di tempat voting untuk sebuah partai yang baru dan untuk pemimpin-pemimpin palsu mereka. Satu hal yang aneh, bagaimana voting untuk pemilu berbeda dengan voting untuk kekufuran yang lain (bukan islami) berupa partai demokrasi seperti anggota Dewan atau Badan Konservatif, padahal mereka semua memiliki agenda yang sama, yang pada akhirnya pemerintahan yang berhukum dengan hawa nafsu dan ideologi yang buruk (demokrasi).
Allah SWT. telah mempermalukan orang-orang yang menyebut diri mereka sebagai muslim dan mereka yang menyekutukan Allah SWT. dalam banyak kesempatan, sebagaimana skandal-skandal seks dan korupsi-korupsi yang dilakukan oleh anggota-anggota dewan yang ‘terhormat’. Mereka juga seringkali melakukan pesta-pesta yang berisi semua penyimpangan terhadap hukum Allah, yaitu semua yang dilarang seperti pergaulan bebas, perzinahan, minum-minuman keras, memamerkan aurat (telanjang), bersumpah dengan nama selain Allah dan perbuatan-perbuatan buruk lainnya. Macam dari program-program menarik tersebut hanyalah mencerminkan akhlaq yang rendah dari yang mencari ketenaran dalam arti yang dimungkinkan.
Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki kehoramatan, perhatian atau kemuliaan dan hanya dapat digambarkan sebagai binatang. Bahkan, tidak sedikit yang mereka jagokan sebagai kandidat dalam pemilihan adalah orang-orang yang kenyataannya adalah musuh-musuh Islam, mereka selalu memerangi Islam dan mujahidin, menolak untuk menerapkan syari’at dan ridho dengan hukum-hukum kufur di tengah-tengah mereka. Jadi, bagaimana mungkin sebuah partai yang mengatasnamakan partai Islam, atau aktivis-aktivis yang juga mengaku sebagai pejuang-pejuang syari’ah dan khilafah mau duduk-duduk bersama apalagi mengharapkan para kandidat yang memusuhi Islam ini agar menerapkan syari’at Islam. Sungguh, bagaikan menegakkan benang basah.
Masalahnya kemudian, Apakah kaum muslimin ridho bila kaum kuffar ini mereka jadikan sebagai Tuhan di selain Allah SWT. ??? Apakah hewan ini adalah orang yang mereka pilih untuk berteman dengan orang-orang yang beriman ??? Apakah hewan ini adalah orang yang mereka pilih untuk mewakili mereka di dunia ini dan di akherat kelak ??? Apakah hewan ini adalah orang yang mereka kampanyekan dan serukan kepada muslim lain untuk memilihnya ??? Apakah hewan ini yang mereka tunjuk untuk menjadi pemimpin mereka dan meliberalisasikan tanah-tanah muslim ??? Apakah hewan ini adalah orang mereka nyatakan telah memeluk Islam ??? Berapa banyak janji yang telah mereka penuhi ??? Peperangan manakah yang telah dia hentikan ??? Berapa banyak kaum muslimin dan mujahidin yang telah dibantai ???
Jadikanlah ini sebagai sebuah pelajaran bagi kita semua, kemuliaan, kehormatan dan perhatian hanya dapat dicari dan didapatkan dari Allah SWT. dan jalan hidup yang telah Dia (Allah SWT) pilih untuk umat manusia, yaitu Islam. Barangsiapa yang mencari ‘izzah (kemuliaan) dari orang-orang kafir atau dari jalan hidup mereka hanyalah akan dihinakan dan dipermalukan oleh Allah dalam kehidupan dunia dan akhirat kelak.
“padahal kekuatan itu hanya milik Allah bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang munafik itu tiada mengetahui.” (QS Al Munaafiqun (63) : 8)
“(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” (QS An Nisaa (4) : 139)


Sumber : gurobabersatu.blogspot.com